.

Berbagi adalah menjadi harapan dan dambaan bagi setiap orang, apalagi saat orang membutuhkan uluran kasih dari kita.

Jumat, 04 Januari 2013

Kotbah Minggu 6 Januari 2013



KEADILAN ALLAH 
Mazmur 72: 1-7, 11-14   
                                                                               
Adil, Keadilan, adalah kata yang sangat sederhana namun sangat mudah diingat dan diucapkan. Keadilan atau adil adlah kebutuhan (human need) setiap manusia. Tiap orang butuh diperlakukan secara adil dan juga melihat keadilan itu diterapkan bagi seluruh ciptaan. Karena setiap orang membutuhkannya, maka keadilan itu bukanlah milik orang atau pihak tertentu di dunia ini. Keadilan adalah milik Allah, dan berasal dari Allah. Di dalam Perjanjian Lama disebut dengan tsedeg JHWH dan dalam Perjanjian Baru disebut dengan dikaiosune tou Theou.  Kedua terminologi ini mempunyai arti yang sama namun makna berbeda. Di dalam Perjanjian Lama, keadilan Allah itu lebih banyak diutarakan dengan makna legal atau hukum.  Ada hukum sebab-akibat,  mata ganti mata, gigi ganti gigi. Dalam kaitan ini, kita sering mendengarkan seruan para nabi berkenaan dengan keadilan, karena sering digambarkan bahwa pemimpin, orang kuat dari antara umat Israel bertindak tidak adil terhadap rakyat kecil. Mereka memeras, dan menindas orang kecil dengan mempergunakan kekuasaan dan kekuatan yang ada di tangan mereka. Itulah sebabnya Allah murka, dan Allah memberikan ganjaran kepada mereka dengan membuang mereka ke negeri pembuangan Babilonia. Itulah tindakan adil Allah .Hal  ini mengungkapkan bahwa keadilan itu adalah milik Allah, dan setiap raja atau penguasa yang menjalankan keadilan, harus menyadari bahwa wibawa untuk menjalankan keadilan itu adalah berasal dari Allah supaya diselenggarakan sesuai dengan kehendak Allah. Oleh sebab itu, tugas raja di dalam menegakkan hukum agar keadilan dan rasa adil berjalan dan dirasakan oleh setiap rakyat adalah tetap bertanya kepada Allah, dan memohon kekuatan dari Allah di dalam menegakkan keadilan tersebut. Bertanya kepada Allah dengan cara mempelajari kesaksian Alkitab tentang keadilan Allah.
Di dalam Perjanjian Baru, makna keadilan itu telah menekankan aspek anugerah (grace, bnd. Garasi dalam dunia hukum). Anugerah ini diberikan oleh Allah, karena manusia tidak mampu menegakkan keadilan yang sesuai dengan inti hukum Torat.  Itulah sebabnya Allah memberikan pengampunan, dan di dalam pengampunan itu berjalan keadilan Allah. Anugerah pengampunan ini nyata di dalam diri dan pekerjaan Yesus Kristus. Allah tidak lagi menuntut hukuman atas dosa-dosa kita, karena hukuman itu telah dikenakan kepada Yesus Kristus di kayu salib, dan kita lepas dari tuntutan maut. Inilah anugerah, dan itulah keadilan Allah (keadilan spiritual atau supra rasional)
Dengan jelas Yesus Kristus menggambarkan di Mat. 18: 21-27. Ada orang yang berhutang kepada seorang kaya. Pada waktunya orang kaya tersebut menangih utang itu, dan orang yang berhutang itu meminta tolong agar diberi kelonggaran waktu untuk melunasinya, maka orang kaya itu dengan hati yang tergerak melunasinya. Menurut hukum, orang yang berhutang itu harus dijual beserta anak, isterinya dan demikian juga rumahnya untuk melunasi utangnya. Itulah keadilan legal. Tetapi keadilan ini akan melumpuhkan dan memperbudak orang yang berhutang itu. Maka harus ada keadilan spiritual, orang kaya berbelas kasih untuk mengampuni utang itu.
Demikianlah kita dipangil untuk melakukan tindak keadilan, bukan hanya keadilan legal-formal, tetapi meliputi keadilan spiritual, karena tujuannya adalah membuat manusia itu bermartabat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar