.

Berbagi adalah menjadi harapan dan dambaan bagi setiap orang, apalagi saat orang membutuhkan uluran kasih dari kita.

Sabtu, 01 Januari 2011

Khotbah UEM : MINGGU, SETELAH TAHUN BARU, 2 JANUARI 2011

Kekuatan Rencana Allah
(Matius 2:13-23)
Penjelasan
Saudara- saudari yang kekasih..
Nats ini menceritakan Yusuf yang bermimpi. Dalam mimpi tersebut, Malaikat Tuhan berbicara dan menyampaikan pesan kepadanya agar membawa anak dan isterinya untuk pergi ke Mesir karena Raja Herodes berencana untuk mencari dan membunuh bayinya.

Mimpi pada zaman itu adalah sarana menerima pesan dari Allah. Lewat mimpi itulah Allah menyampaikan pesan kepada Yusuf agar membawa Yesus jauh dari rencana pembunuhan oleh Herodes, dan dengan demikian sejarah keselamatan dari Allah dapat berlangsung sesuai dengan rencanaNya.

Disini kita lihat bahwa rencana jahat manusia tidak mampu untuk menghambat rencana suci Allah untuk menyelamatkan umatNya. Walaupun Herodes berniat untuk membunuh bayi (= Yesus) yang lahir itu, namun Tuhan telah berencana lain atas kehidupan Yesus. Dalam hal ini kita teringat pada narasi-narasi di Kej 12:50 dan Kel 1-15 yang secara berulang-ulang menceritakan mengenai anak- anak yang lahir dengan janji anugerah Allah, namun kemudian berada di bawah ancaman raja-raja pembunuh seperti Firaun, dan akhirnya diselamatkan oleh pemeliharaan Allah. Rencana pembunuhan sep-erti itu tentu dikarenakan rasa kekuatiran para penguasa tersebut kalau-kalau bayi yang lahir itu setelah besar menjadi penguasa juga. Herodes dalam nats ini, sama halnya dengan Firaun, merasa takut akan kekuasaan masa depan yang dimilki bayi Yesus, akhirnya tidak memilih untuk menyembah-Nya. Itulah sebabnya ia mencari jalan untuk membunuhNya.

Walaupun tidak disebut angka yang jelas tentang jumlah bayi dibawah dua tahun tersebut yang dibunuh di Betlehem atas perintah Herodes, namun yang jelas tindakan pembunuhan tersebut sangatlah brutal. Kita teringat pada apa yang disuarakan Nabi Yeremia mengenai terdengarnya suara ratap dan tangis yang amat sedih di Rama, dan secara khusus Rahel menangisi anak-anaknya (Yer 31:15). Karena Yakob (anak Ishak dan cucu Abraham) adalah "bapak leluhur" orang-orang percaya, demikian juga Rahel yang isteri Yakub adalah "ibu" dari orang-orang percaya dari satu generasi ke generasi berikutnya. Matius mengutip Kitab Yeremia yang berbunyi : "Rahel menangisi anak-anaknya" (terjadi ketika malapetaka nasional di Yudea berupa deportasi bangsa itu ke Babilonia). Ini adalah dalam rangka menggambarkan kejamnya peristiwa pembunuhan anak-anak kecil di Betlehem, dimana ibu-ibu mereka menangisi kematian bayi-bayi itu.

Yusuf, Maria dan Yesus berada di Mesir hingga tiba saatnya herodes meninggal (menurut perhitungan ahli sejarah: 4 tahun BC) ini mengingatkan firman Tuhan yang disampaikan nabi Hosea : " Ketika Israel masih muda, kukasihi dia, dari Mesir kupanggil anak-Ku itu" (Hos 11:1). Kutipan dari kitab Hosea ini aslinya merujuk pada panggilan Allah atas bangsaNya yang keluar dari perbudakan Mesir pada Zaman Musa. Penulis Injil Matius di bawah ilham dari Roh Kudus mempergunakan kutipan dari kitab Hosea ini menceritakan kisah tentang Yesus. Matius melihat sejarah Israel selaku anak-anak Allah diliput dalam kehidupan Yesus selaku Anak Allah. Sebagaimana umat Israel dalam perjanjian Lama berangkat ke Mesir, demikian juga Yesus sewaktu bayi dibawa pergi ke Mesir juga. Dan sebagaimana bangsa Israel dipimpin Allah keluar dari perbudakan Mesir, demikian juga yesus dibawa ayah dan ibunya dari Mesir dan pergi ke tanah Israel pada waktu pasca kematian Herodes.

Refleksi
Saudara- saudara yang kekasih
Kematian Herodes Agung ini menjadi tanda berakhirnya kebengisan penguasa ala duniawi. Hendaknya kematian Herodes tidak kita lihat sebagai kematian Herodes semata, melainkan juga sebagai pergantian waktu: berakhirnya zaman perbudakan dan penindasan, dan digantikan oleh peristiwa datangnya Yesus selaku Juruselamat.

Kembalinya Yusuf, Maria dan Yesus dari Mesir ke tanah Israel menunjukkan suatu sikap ketaatan Yusuf kepada Allah. Yusuf tidak perlu ragu-ragu menaati perintah itu karena ia sadar bahwa perintah untuk berangkat itu datangnya dari Allah melalui mimpinya.Yusuf dan Maria yang membawa anak itu kembali ke Israel, bukan ke Betlehem di daerah Yudea melainkan ke Nazaret di daerah Galilea. Ini untuk menghindari kebengisan anak Herodes yang menjadi raja yang baru, yakni Arkhelaus yang memerintah Yudea dan Samaria antara tahun4 BC. Inipin dilakukan Yusuf dan maria dalam rangka ketaatan kepada Allah.

Dalam kenyataan, mereka menghindar dari Betlehem di Yudea yang di perintah Arhelaus yang bengis, masuk pula ke Nazareth di Galilea yang diperintah saudaranya Herodes Antipas yang tak kalah pula bengisnya. Inilah yang dimaksudkan Yesus di bagian berikut Injil Matius dengan mengatakan : " Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepalaNya" (8:20). Ini menekankan kenyataan bahwa Yesus ridak begitu disambut dengan baik di dunia ini. Bahkan dalam melaksanakan karya penebusan, la harus mengalami penderitaan di kayu salib, mati dan dikuburkan dan turun ke dalam kerajaan maut serta bangkit pula pada hari ke tiga.

Saudara-saudara yang kekasih!
Selaku orang percaya marilah kita menunjukkan ketaatan kepada Tuhan dan tetap berjuang untuk mempertahankan iman, agar kiranya kita senantiasa menjadi orang yang terpercaya di hadapan Tuhan hingga pada waktunya Yesus Kristus datang ke dunia ini untuk kedua kalinya. Jauhlah dari kita tindakan yang lalim dan sifat yang memprioritaskan kekuasaan di atas segalanya sebaliknya marilah kita memelihara sifat mengayomi sebagaimana yang Yesus lakukan. Amin
Pdt Binsar Nainggolan
Kepala Departemen Marturia HKBP

Kamis, 30 Desember 2010

“Berpegang Teguh Pada Perintah Tuhan” (Ulangan 8:11)

Ulangan 8 : 11
Hati-hatilah, supaya jangan engkau melupakan TUHAN, Allahmu,
dengan tidak berpegang pada perintah, peraturan dan ketetapan-Nya,
yang kusampaikan kepadamu pada hari ini”

Ayat ini merupakan bagian dari khotbah perpisahan Musa kepada umat Israel yang akan memasuki tanah perjanjian, tanah Kanaan. Di pasal delapan ini, Musa mengulangi akan penyertaan Allah kepada umatNya di padang gurun yang berlangsung selama 40 tahun.
Kini mereka akan memasuki tanah yang baik, tanah yang penuh dengan kemakmuran di mana segala sesuatu yang mereka butuhkan sudah tersedia. Oleh sebab itu, Musa mengingatkan umat Israel untuk tetap berpegang teguh pada perintah Allah dan tetap menyembah dan memujiNya. Musa melihat ke depan bahwa kemakmuran di negri perjanjian tersebut bisa menyebabkan umat Israel melupakan Allah yang telah membawa mereka keluar dari perbudakan kepada kebebasan dan kesejahteraan.
Demikianlah kita juga harus mengakui bahwa perjalanan sepanjang tahun 2010 yang lalu dapat kita lewati adalah karena penyertaan dan perlindungan Tuhan. Sepanjang tahun 2010 tentu kita banyak mengalami suka dan duka, ada keberhasilan tetapi ada juga kegagalan, mungkin masih ada harapan dan cita-cita kita yang belum tercapai, dan lain sebagainya. Seperti apapun yang kita alami sepanjang tahun 2010 yang lalu, tetapi kita masih berkumpul di awal tahun baru, tahun 2011 ini. Semua ini boleh terjadi adalah karena kasih dan kebaikan Tuhan yang menyertai kita. Kita menatap dan berharap tahun 2011 ini menjadi tahun yang penuh berkat dan sukacita. Dengan pertolongan Allah kita berharap dan meraih kehidupan yang lebih baik dari tahun yang lalu.
Sebagaimana renungan ini memberi kita pengajaran untuk menjalani tahun 2011 ini. Pertama: Jangan melupakan Allah. Apapun rencana kita di tahun ini, janganlah melupakan Tuhan, sebab di luar Tuhan kita tidak dapat berbuat apa-apa (Yoh 15:15). Segala perkara dapat kita tanggung karena Tuhan bersama dengan kita (Pilp 4:13). Kedua: Hiduplah dalam Perintah Allah. Tantangan di tahun 2011 ini bisa saja lebih besar dan lebih sulit dari yang kita hadapi pada tahun yang lalu. Namun demikian janganlah takut dan jangan khawatir sebab kita memiliki Allah yang kasih setiaNya tidak perah berobah. Yang harus kita hidupi adalah berpegang teguh kepada perintahNya, yaitu mengasihi Tuhan Allah dengan segenap jiwa, kekuatan, akal budi dan mengasihi sesama manusia seperti diri kita sendiri. Hidup dalam perintah Allah adalah melakukan apa yang menjadi kehendakNya dan menjauhkan apa yang tidak berkenan kepadaNya.
Akhirnya, untuk menjalani tahun 2011 ini, marilah kita menetapkan hati untuk tetap berpegang teguh kepada perintah Allah dengan tidak melupakan Allah dalam segala rencana dan pekerjaan kita. Selamat Tahun Baru, Tuhan Bersama kita. Amin.

Rabu, 29 Desember 2010

DIALAH PERTOLONGAN KITA

Mazmur 124 : 8
Pertolongan kita adalah dalam nama TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi.
Ianggo pangurupion di hita di bagasan goar ni Jahowa, Sitompa langit dohot tano on do.

Sudah menjadi pribadi Tuhan bahwa Ia adalah Maha Kuasa. KaryaNya sungguh luar biasa…Laut saja terbelah dua, orang mati dibangkitkan, ribuan orang makan, orang buta melihat dan lain sebagainya. Dialah Tuhan yang disembah Abraham, Ishak dan Yakub dan Dia jugalah Tuhan yang kita sembah saat ini. Dia sanggup menolong dan bersedia memberikan pertolongan kepada siapa saja yang percaya kepadaNya. Tapi seringkali manusia tidak mau menerima pertolonganNya bahkan mengabaikanNya. Manusia cenderung memakai kekuatan dan pertolongan yang serba instant tersebut yang berasal dari dunia ini. Maunya manusia mau mobil langsung ada mobil, mau sehat langsung sembuh, ada masalah kejahatan langsung ada pertolongan, hal ini seperti yang ditunjukkan di dalam film-film yang bertemakan super hero.
Saudara marilah kita mengidolakan Tuhan sebagai super hero, Dia melebihi dari segala yang ada dan Ia sanggup memberikan pertolongan kepada kita. Berharaplah terus dan berdoalah terus. Sekarang ini seolah-olah penampakan yang supernatural atau peristiwa yang luar biasa memang sudah jarang. Tapi itu bukan mengindikasikan bahwa Tuhan menghilang atau sudah tidak ada lagi. Atau pikiran yang mengatakan Tuhan sudah lelah, bosan, kehabisan tenaga, sibuk sekali mengurusi semua yang ada di dunia ini. Dia masih ada dan terus ada. Ia kekal sampai selama-lamanya. PertolonganNya pun tetap dan masih terus berlangsung hingga saat ini. Percayalah! KepadaNya sajalah kita berharap dan meminta pertolongan. Tuhan memberkati! Amin

2011: Tahun Anugerah - Tahun Jubileum HKBP

Hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia; berakar, di bangun,
dan bertumbuh di dalam Dia (Kolose 2:6-7)

Selamat  Tahun Baru  Januari 2011!   Salam Sejahtera!
Gereja HKBP memasuki tahun Yubileum 150 tahun 2011 ini, dihantar oleh Firman Tuhan: Aku bersukaria dalam Tuhan, jiwaku bersorak-sorai di dalam Allahku, sebab Ia mengenakan pakaian keselamatan kepadaku dan menyelubungi aku dengan jubah kebenaran”  (Yes. 61: 10). HKBP pada awal tahun ini telah meniupkan Tiupan Sangkakala Tahun Yobel (Jubileum) memuji Tuhan, mengingat apa yang telah diperbuat Tuhan di dalam gereja HKBP selama 150 tahun ini.
Intisari Pesan Ompui Ephorus HKBP, yang dituangkan dalam Khotbah Tahun Baru 01 Januari 2011 ini, mengetengahkan tiga hal yang perlu kita renungkan dan kita jadikan sebagai dasar berpijak dalam menelusuri Tahun Jubileum 2011 ini, yakni: 
Pertama: Bersuka cita senantiasa dalam Tuhan!  Dalam perjalanan sejarah HKBP, banyak peristiwa yang menyakitkan. Masalah-masalah internal yang kadang kala merupakan suatu ancaman yang merusak tatanan persekutuan ditengah-tengah jemaat HKBP sendiri,  Demikian juga masalah external tidak kalah hebatnya, yang mungkin bisa saja melemahkan, menimbulkan ketakutan dan keragu-raguan dalam perjalan hidup HKBP. Perbuatan sekelompok orang tertentu yang kadangkala memberlakukan hokum rimba menghambat atau mengganggu peribadahan, memprovokasi dan mempersulit pemberian ijin, terror, pengrusakan dan pembakaran Gereja.  Namun dalam  realita perjalanan Gereja HKBP, kita patut memuji Tuhan. Tuhan Allah itu adalah Tuhan yang luar biasa yang mengasihi gereja kita dalam semua rangkaian permasalahan yang dihadapi.  Melalui Kuasa KasihNya, Tuhan menciptakan rekonsiliasi atas semua konflik yang dihadapi. Tuhan juga melindungi dan menuntun HKBP dalam pelayanannya, sehingga sampai saat ini, HKBP masih berdiri kokoh, bertumbuh dan berkembang diseluruh aras pelayanannya.
Kedua:  Terimalah dan Pakailah Pakaian Keselamatan dan Jubah  Kebenaran! Sebagai  warga HKBP kita mensyukuri bahwa kita telah menerima Berita Kesukaan, yakni Injil.  Kita diselamatkam melalui Injil dengan mengenakan Pakaian Keselamatan dan Jubah Kebenaran. Dia menyertai, melindungi dan menghantarkan kita hingga pada saat ini.  Dia sungguh menujukkan kuasa KasihNya kepada kita, dengan panggilanNya kepada kita sebagai anak-anakNya, sebagai warga HKBP. Dalam setiap perjalanan HKBP dalam suka dan duka, Tuhan tidak pernah meninggalkannya.
Ketiga:   Agar gereja HKBP hidup dalam JATI DIRI yang benar. Tidak dapat kita sangkal bahwa dalam perjalanan sejarah HKBP, melalui berbagai macam peristiwa yang mewarnai perjalanannya, tentu berpengaruh atas konsistensi  Jati diri.  Mungkin saja oleh pengaruh-pengaruh dari masalah internal dan external, juga oleh munculnya pola pikir dan masalah masalah perkembangan Theologia dan Dogma, memunculkan adanya pergeseran JATIDIRI gereja HKBP.  Untuk mengimplementasikan kehidupan Gereja yang yang Berpakaian Keselamatan dan berjubahkan kebenaran, HKBP perlu membenahi diri untuk mengembalikan jati dirinya, yang dapat kita lihat dalam 5 hal,  yaitu:
a.      Gereja yang hidup sebagai TUBUH KRISTUS yang berpegang teguh kepada Firman Allah, Gereja yang tidak mau menjadi pengikut manusia,gereja yang tidak mau menjadi pengikut doktrin manusia ataupun aliran tertentu, tetapi gereja yang senantiasa hidup sebagai PENGIKUT Kristus yang setia sesuai dengan pemahamannya akan Firman Allah.
b.      Gereja yang mempunyai tangan yang cukup panjang untuk menjangkau semua anggota jemaatnya untuk dilayani, sehingga tidak ada anggota jemaat yang termarjinalkan. Gereja yang mempunyai kaki yang cukup panjang untuk menjalani seluruh dunia untuk memberitakan Injil agar semua insane mengenal keselamatan dalam Yesus Kristus, agar mencintai keselamatan itu sehingga mau menjadi murid Yesus.
c.      Gereja yang senantiasa melakukan pelayanan holistik, yang membawa gereja HKBP bukan hanya sebagai GEMBALA JIWA melainkan GEMBALA MANUSIA. Roh Tuhan ada padagereja HKBP dan HKBP menjadi hamba-Nya untuk memberitakan kasih karunia Tuhan kepada orang-orang sengsara, yang menderita, yang remuk hati, tawanan, yang miskin dan papa melalui pelayanan holistik, pelayanan diakonia.
d.      Gereja yang kaya sebagai institusi karena gereja HKBP kaya sebagai ‘gereja’. Anggota jemaat yang suka rela member persembahan yang kudus dan juga persepuluhan kepada Allah.
e.      Gereja yang selalu menjadi motor dan penggerak Oikumene.
Program HKBP dalam kerangka mempersiapkan diri menyongsong Jubileum 150 Tahun HKBP yang kita kenal dengan Tema Tema Tahunan yang dimulai sejak Tahun 2006 Tahun Dana Pensiun, Tahun 2007 Tahun Koinonia, Tahun 2008  sebagai Tahun Marturia, Tahun 2009 Tahun Diakonia dan 2010 Tahun Penatalayanan, diharapkan dapat membangun kebersamaan semua warga HKBP dan saudara saudara kita yang lain mensukseskan Jubileum 150 HKBP yang berpuncak pada Bulan Oktober 2011 ini. Marilah kita secara bersama-sama meniupkan tiupan Sangkalala Tahun Yobel dengan Suara Sorak Sorai memuji Kebesaran Tuhan. Kiranya  Tuhan memberkati.     (wptampoe)

Selasa, 28 Desember 2010

Renungan, Rabu 29 Desember 2010

 Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita.
Diparbadiai Debata pardame i ma hamu gabe sun denggan, jala diramoti ma tondimuna, nang roha, nang daging, asa ias, so hasurahan di haroro ni Tuhanta Jesus Kristus!

KUDUS SAMPAI PADA AKHIR

Kudus dan tak bercacat tentu menjadi dambaan kita semua. Namun semuanya itu tidak dapat kita lakukan hanya dengan kekuatan diri kita sendiri. Sebab setelah manusia jatuh ke dalam dosa yang baik yang diciptakan oleh Allah telah rusak. Manusia jika dengan diri sendiri maka kecenderungannya oleh karena dosa dan godaan yang ada di dunia ini. Itu sebabnya di dalam nasihatnya ini, yaitu bagian terakhir atau yang termasuk kata-kata terakhir penutup dari surat Tesalonika ini, Paulus mengingatkan jemaat itu  bahwa dengan kekuatan manusia sendiri, ia tidak akan mencapai kekudusan  itu, sebab dosa telah ada di dalam diri manusia itu. Manusia tidak akan sempurna dengan dirinya sendiri, Karena itu Paulus katakan bahwa Tuhanlah yang menguduskan manusia itu, menguduskan tubuh  jiwa dan rohnya.
Mengapa kita perlu kudus tak bercacat  oleh karena pengudusan yang daripadaNya, sebab pada saatnya Tuhan Yesus akan datang. Karena dunia ini tidak kekal. Pada saatnya Tuhan akan datang menjemput orang-orang kudus dan yang dikuduskan oleh darahNya. Maka perlu mempergunakan setiap kesempatan dengan baik. (Efesus 5:16). Masa hidup kita sangat terbatas, kekuatan dan kemampuan yang kita miliki terbatas, kita tidak tahu kapan kita meninggalkan dunia ini, atau kapan Tuhan datang. Untuk itu kita perlu mengisi hari-hari kita dengan hidup yang bermakna bagi TUHAN, bagi kita dan bagi sesama, yaitu dengan hal-hal yang kudus yang berkenan kepada Tuhan, bukan hanya memuaskan keinginan kita semata, sampai pada kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus, yang memberikan upah kepada orang-orang yang bertekun dan kudus.  Amin  

Hati Yang Berbagi

Kasih yang sempurna